20 Desember 2017

Hari Ibu, Hari Istimewa untuk Ibuku

Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Itulah ungkapan yang sering digunakan dalam mengapresiasi kasih sayang yang diberikan ibu kepada anaknya yang begitu besar dan begitu tulus. Tanpa mengharapkan balas kasih dari si anak. Sembilan bulan 10 hari dikandung si jabang bayi. Dibawa kemana saja dia pergi tanpa keluh kesah. Dengan mengandung jabang bayi yang membuat rusak kecantikan nya dia tak peduli. Susah dan sakit saat mengandung dihadapi dengan senyum. Melahirkan sang bayi yang mempertaruhkan nyawa dihadapi dengan tegar.  Setelah lahir dirawat kita dengan kasih sayang . Disusui kita dengan air susu ibu tanpa memperdulikan rusak tubuh cantiknya. Demi anaknya tersayang. Dirawat bayi dengan kasih sayang , walaupun dengan mengganggu tidur malam untuk menyusui dan mengganti popok bayi kala buang air.

Disuapi kita makan dengan kasih sayang. Diajari kita berbicara  yang baik sepatah demi kata. Diajarkan kita berjalan mulai merangkak tertatih-tatih hingga berjalan. Dibimbing kita belajar mengenal huruf demi huruf dan angka demi angka . Dibiayai kita sekolah dari taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi yang membuat kita sukses. Dibimbing , diajari dan dinasehati kita setiap hari tanpa memperdulikan walau si anak membantah padanya. Senyum bangga terpancar dari bibirnya tatkala buah hatinya berbuat baik. Bangga atas kesuksesan anaknya. Walaupun anaknya tidak membalas kebaikannya beliau tetap tersenyum.

Apakah balasan kita sebagai anak. Sanggupkah kita memperlakukan ibu kita secara istimewa kepada orang yang telah mementor kita dari orok  hingga sukses ini?  Apakah yang telah kita perbuat untuk ibu kita. Cukupkah dengan upacara hari ibu tanggal 22 Desember hal itu terbalas? Jawabannya belum, belum, beluuum.

Jangan terlalu sombong kita sebagai anak dengan mengesampingkan jasa kita.  Tanpa bantuan beliau kita tidak ada apa-apanya. Tanpa sentuhan tangan ibu kita yang masih orok dirawat dengan sabar dan kasih sayang kita bukan apa-apa. Kasihlah ibumu dengan lemah lembut. Tangan kasar dan rentanya yang mengantar kesuksesanmu. Jangan kau antar ibumu ke panti jompo. Tindakan mu itu seperti tindakan ibu ketika kecil mengantarmu ke panti asuhan. Apakah ibu mengantarmu ke panti asuhan?  Tidak. Ibumu tidak melakukannya karena naluri ibu akan merawat anak-anak walaupun sejelek apapun anak itu, walaupun seberapa nakalnya anak itu. Tak peduli seberapa bodoh anaknya. Hanyalah ibu yang peduli saat yang lain tak peduli pada kita.

Maka tak heran surga ada di telapak kaki ibu. Dengan ridho ibu pintu kesuksesan anak terbuka luas. Durhaka kepada orang tua akan menjerumuskanmu ke jurang kehancuran. Durhaka pada orang tua sama saja membalas air susu dengan air tuba. Durhaka pada orang tua sama saja mengundang bencana.

Jadikan lah ibumu sebagai keramat hidupmu . Sayangi ibumu seperti dia menyayangi diwaktu kecil.





0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © . FATAMORGANA - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger